Soal CIDR
(Dari Yoga )
1) Network awal = 192.168.128.0 /23 dengan 4 subnet
Jawab :
a. Tentukan range network awal
• 192.168.128.0 /23 - 192.168.129.255 /23
• Jumlah host = 29 = 512 host
b. Tentukan panjang tiap subnetworknya
• Panjang tiap subnet = jumlah host awal/jumlah subnet
= 512/4 = 128 host
• Setara dengan netmasking /25
c. Berikan alokasi IP Address untuk tiap subnetworknya
• 192.168.128.0 /25 - 192.168.128.127 /25
• 192.168.128.128 /25 - 192.168.128.255 /25
• 192.168.129.0 /25 - 192.168.129.127 /25
• 192.168.129.128 /25 - 192.168.129.255 /25
Kamis, 28 Oktober 2010
Soal VLSM
Soal VLSM
(Dari Alan )
1) Dari network 192.16.16.0 /21 tentukan alokasi/range subnetwork untuk network:
a. A : 200 PC
b. B :300 PC
c. C : 400 PC
d. D :60 PC
e. E : 100 PC
f. F : 30 PC
g. G : 190 PC
Jawab :
a. Definisi range tiap network
• A : 200+2 =202 IP Address dibulatkan menjadi 16 IP ; netmask = /24
• B :300+2 =302 IP Address dibulatkan menjadi 512 IP ; netmask = /23
• C : 400+2 =402 IP Address dibulatkan menjadi 512 IP ; netmask = /23
• D :60+2 =62 IP Address dibulatkan menjadi 64 IP ; netmask = /26
• E : 100+2 =102 IP Address dibulatkan menjadi 128 IP ; netmask = /25
• F : 30+2 =32 IP Address dibulatkan menjadi 32 IP ; netmask = /27
• G : 190+2 =192 IP Address dibulatkan menjadi 256 IP ; netmask = /24
b. Menentukan network dari network terbesar
• C
• B
• A
• G
• E
• D
• F
c. Tentukan alokasi IP Address
• C : 192.16.16.0 /23 - 192.16..17.255 /23
• B : 192.16.18.0 /23 - 192.16.19.255 /23
• A : 192.16.20.0 /24 - 192.16.20 255 /24
• G : 192.16.21.0 /24 - 192.16.21.255 /24
• E : 192.16.22.0 /25 - 192.16.22.127 /25
• D : 192.16.22.128 /26 - 192.16.22.191 /26
• F : 192.16.22.192 /27 - 192.16.22.223 /27
Sisa : 192.16.22.224 - 192.16.23.255 = 288
(Dari Alan )
1) Dari network 192.16.16.0 /21 tentukan alokasi/range subnetwork untuk network:
a. A : 200 PC
b. B :300 PC
c. C : 400 PC
d. D :60 PC
e. E : 100 PC
f. F : 30 PC
g. G : 190 PC
Jawab :
a. Definisi range tiap network
• A : 200+2 =202 IP Address dibulatkan menjadi 16 IP ; netmask = /24
• B :300+2 =302 IP Address dibulatkan menjadi 512 IP ; netmask = /23
• C : 400+2 =402 IP Address dibulatkan menjadi 512 IP ; netmask = /23
• D :60+2 =62 IP Address dibulatkan menjadi 64 IP ; netmask = /26
• E : 100+2 =102 IP Address dibulatkan menjadi 128 IP ; netmask = /25
• F : 30+2 =32 IP Address dibulatkan menjadi 32 IP ; netmask = /27
• G : 190+2 =192 IP Address dibulatkan menjadi 256 IP ; netmask = /24
b. Menentukan network dari network terbesar
• C
• B
• A
• G
• E
• D
• F
c. Tentukan alokasi IP Address
• C : 192.16.16.0 /23 - 192.16..17.255 /23
• B : 192.16.18.0 /23 - 192.16.19.255 /23
• A : 192.16.20.0 /24 - 192.16.20 255 /24
• G : 192.16.21.0 /24 - 192.16.21.255 /24
• E : 192.16.22.0 /25 - 192.16.22.127 /25
• D : 192.16.22.128 /26 - 192.16.22.191 /26
• F : 192.16.22.192 /27 - 192.16.22.223 /27
Sisa : 192.16.22.224 - 192.16.23.255 = 288
Rabu, 27 Oktober 2010
Senin, 25 Oktober 2010
Cable Tray
Cable Tray
In the electrical wiring of buildings, a cable tray system is used to support insulated electric cables used for power distribution and communication. Cable trays are used as an alternative to open wiring or electrical conduit systems. Cable trays are commonly used for cable management in commercial and industrial construction. Cable trays are especially useful where changes to a wiring system are anticipated, since new cables can be installed by laying them in the tray, instead of pulling them through a pipe.
Cable trays can be used in stores and dwellings
In the electrical wiring of buildings, a cable tray system is used to support insulated electric cables used for power distribution and communication. Cable trays are used as an alternative to open wiring or electrical conduit systems. Cable trays are commonly used for cable management in commercial and industrial construction. Cable trays are especially useful where changes to a wiring system are anticipated, since new cables can be installed by laying them in the tray, instead of pulling them through a pipe.
Cable trays can be used in stores and dwellings
Conduit
Conduit
An electrical conduit is an electrical piping system used for protection and routing of electrical wiring. Electrical conduit may be made of metal, plastic, fiber, or fired clay. Flexible conduit is available for special purposes.
Conduit is generally installed by electricians at the site of installation of electrical equipment. Its use, form, and installation details are often specified by wiring regulations, such as the U.S. NEC or other national or local code. The term "conduit" is commonly used by electricians to describe any system that contains electrical conductors, but the term has a more restrictive definition when used in wiring regulations.
Early electric lighting installations made use of existing gas pipe to gas light fixtures (converted to electric lamps). Since this technique provided very good protection for interior wiring, it was extended to all types of interior wiring and by the early 20th century purpose-built couplings and fittings were manufactured for electrical use.
An electrical conduit is an electrical piping system used for protection and routing of electrical wiring. Electrical conduit may be made of metal, plastic, fiber, or fired clay. Flexible conduit is available for special purposes.
Conduit is generally installed by electricians at the site of installation of electrical equipment. Its use, form, and installation details are often specified by wiring regulations, such as the U.S. NEC or other national or local code. The term "conduit" is commonly used by electricians to describe any system that contains electrical conductors, but the term has a more restrictive definition when used in wiring regulations.
Early electric lighting installations made use of existing gas pipe to gas light fixtures (converted to electric lamps). Since this technique provided very good protection for interior wiring, it was extended to all types of interior wiring and by the early 20th century purpose-built couplings and fittings were manufactured for electrical use.
Kamis, 21 Oktober 2010
VLSM
Subnet adalah salah satu cara untuk memecah jaringan komputer menjadi jaringan-jaringan yang lebih kecil dibawahnya. Tujuan pemecahan ini adalah untuk menghindar Collision dan mengantisipasi keterbatasan IP Address. Subnet dibuat dengan mengorbankan satu atau beberapa host, sehingga bit-bit yang tadinya diperuntukkan buat indentifikasi host maka dijadikan menjadi bit jaringan. Permasalahan yang muncul dengan adanya subnet ini adalah munculnya subnetid yang diambil dari kelipatan bit host tadi, akibatnya pengenal jaringan yang secara default dinyatakan dengan bit bit nol dengan adanya subnet maka pengenal jaringan tidak lagi bit bit nol melainkan bit bit kelipatan subnet yang dimasking. IP dengan bit bit nol dan bit bit satu misalnya 192.168.0.0 atau 255.255.255.255 tidak dapat dipakai, bit-bit ini sering diistilahkan dengan subnetmask zeros dan subnetmask ones.
Kondisi ini akan berbeda dengan ditemukannya sistem VLSM (Variabel Length Subnet Mask), membantu dan dapat membuat subnet subnet ones dan zeros dikenali dijaringan.
Variable Length Subnet Mask ( VLSM) bermakna mengalokasikan IP yang menujukan sumber daya ke subnets menurut kebutuhan individu mereka dibanding beberapa aturan umum network-wide. IP yang me-routing protokol yang didukung oleh Cisco, OSPF, IS-IS [yang] Rangkap, BGP-4, dan EIGRP medukungan “classless” atau VLSM rute.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda Dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.
Pada metoda VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah host, sehingganya akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat, subnet yang telah dipecah maka akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut.
Contoh :
diberikan Class C network 204.24.93.0/24, ingin di subnet dengan kebutuhan berdasarkan jumlah host: netA=14 hosts, netB=28 hosts, netC=2 hosts, netD=7 hosts, netE=28 hosts. Secara keseluruhan terlihat untuk melakukan hal tersebut di butuhkan 5 bit host(2^5-2=30 hosts) dan 27 bit net, sehingga:
netA (14 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 16 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
dengan demikian terlihat adanya ip address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan pada ip public(seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian ip public tersebut. Untuk mengatasi hal ini (efisiensi) dapat digunakan metoda VLSM,
, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. buat urutan berdasarkan penggunaan jumlah host terbanyak (14,28,2,7,28 menjadi 28,28,14,7,2).
2. tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host:
28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 –> menjadi 32 ip ( /27 )
14 hosts + 1 network + 1 broadcast = 16 –> menjadi 16 ip ( /28 )
7 hosts + 1 network + 1 broadcast = 9 –> menjadi 16 ip ( /28 )
2 hosts + 1 network + 1 broadcast = 4 –> menjadi 4 ip ( /30 )
Sehingga blok subnet-nya menjadi:
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts
jadi intinya :
terlihat adanya ip address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan pada ip public(seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian ip public tersebut.
Kondisi ini akan berbeda dengan ditemukannya sistem VLSM (Variabel Length Subnet Mask), membantu dan dapat membuat subnet subnet ones dan zeros dikenali dijaringan.
Variable Length Subnet Mask ( VLSM) bermakna mengalokasikan IP yang menujukan sumber daya ke subnets menurut kebutuhan individu mereka dibanding beberapa aturan umum network-wide. IP yang me-routing protokol yang didukung oleh Cisco, OSPF, IS-IS [yang] Rangkap, BGP-4, dan EIGRP medukungan “classless” atau VLSM rute.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda Dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Address berkelas.
Pada metoda VLSM subnetting yang digunakan berdasarkan jumlah host, sehingganya akan semakin banyak jaringan yang akan dipisahkan. Tahapan perhitungan menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM. Maka setelah dilakukan perhitungan maka dapat dilihat, subnet yang telah dipecah maka akan menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti subnetnya.
Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut.
Contoh :
diberikan Class C network 204.24.93.0/24, ingin di subnet dengan kebutuhan berdasarkan jumlah host: netA=14 hosts, netB=28 hosts, netC=2 hosts, netD=7 hosts, netE=28 hosts. Secara keseluruhan terlihat untuk melakukan hal tersebut di butuhkan 5 bit host(2^5-2=30 hosts) dan 27 bit net, sehingga:
netA (14 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 16 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
dengan demikian terlihat adanya ip address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan pada ip public(seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian ip public tersebut. Untuk mengatasi hal ini (efisiensi) dapat digunakan metoda VLSM,
, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. buat urutan berdasarkan penggunaan jumlah host terbanyak (14,28,2,7,28 menjadi 28,28,14,7,2).
2. tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host:
28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 –> menjadi 32 ip ( /27 )
14 hosts + 1 network + 1 broadcast = 16 –> menjadi 16 ip ( /28 )
7 hosts + 1 network + 1 broadcast = 9 –> menjadi 16 ip ( /28 )
2 hosts + 1 network + 1 broadcast = 4 –> menjadi 4 ip ( /30 )
Sehingga blok subnet-nya menjadi:
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts
jadi intinya :
terlihat adanya ip address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan pada ip public(seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian ip public tersebut.
sumber :
www.wikan pribadi.com
CIDR
Classless Inter-Domain Routing (disingkat menjadi CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan. Sebagai contoh, alamat IP kelas A secara teoritis mendukung hingga 16 juta host komputer yang dapat terhubung, sebuah jumlah yang sangat besar. Dalam kenyataannya, para pengguna alamat IP kelas A ini jarang yang memiliki jumlah host sebanyak itu, sehingga menyisakan banyak sekali ruangan kosong di dalam ruang alamat IP yang telah disediakan. CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja. Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
contoh soal :
dik : Network awal = 192.168.10.0/23
dit :
- Bagi menjadi 8 subnet
- Tentukan alokasi subneting masing-masing
- Berikan alokasi IPAddress untuk masing-masing subetmasknya
- Tentukan range network awal :
jumlah IP awal = 512
- Tentukan panjang setian subnetnya:
= 512/8 = 64
jadi, tiap subnet panjangnya adalah 64 IP atau setara dengan /26
- Alokasi IP untuk tiap subnetnya :
192.168.10.64/26 s/d 192.168.10.127/26
192.168.10.128/26 s/d 192.16810.191./26
192.168.10.192/26 s/d 192.168.10.255/26
192.168.11.0/26 s/d 192.168.11.63/26
192.168.11.64/26 s/d 192.168.11.127/26
192.168.11.128/26 s/d 192.168.11.191/26
192.168.11.192/26 s/d 192.168.11.255/26
sumber :
www.wikipedia.org
Kamis, 14 Oktober 2010
Pengujian IP Address
Alat dan Bahan:
• 2 buah komputer
• Sebuah kabel utp (crossover) dengan konektor RJ45
• NIC card
• Aplikasi Command Promt (cmd)
Langkah Kerja :
Hasil Pengamatan:
IP dalam satu jaringan (bearda dalam satu network) :
• 2 buah komputer
• Sebuah kabel utp (crossover) dengan konektor RJ45
• NIC card
• Aplikasi Command Promt (cmd)
Langkah Kerja :
- Nyalakan PC
- Hubungkan Kabel UTP/RJ45 (crossover) ke kedua PC tersebut sehingga saling berhubungan.
- Periksa kembali apakah Kabel UTP/RJ45 sudah benar-benar terkoneksi ke kedua PC tersebut.
- Kemudian, buka “Control Panel” → “Network and Internet ” → “Network and Sharing Center” → Klick pada “Local Area Network” → klik “properties” → klik 2 kali pada “Internet Protocol (TCP/Ipv4)” → kemudian ubahlah IP Address dan Subnet masknya.Dalam hal ini saya (PC-1)menggunakan IP Address 172.16.16.22 dan Subnet Mask 255.255.255.192 sedangkan PC lain yang digunakan/diujicoba menggunakan IP Address 192.168.100.1; 192.168.0.1 ; 111.131.141.129 ; 200.201.220.1 ; 172.32.32.18 ; 172.32.32.17 ; 172.32.32.18 ;172.32.33.18 ; 12.32.34.1 ; dan 172.32.100.1 . dan masukan Subnet Masknya.
- Untuk mengetahui suatu IP Address termasuk dalam suatu network kita dapat menggunakan aplikasi command prompt (cmd) dengan cara klik “start” →klik”run” →kemudian ketikan “cmd” →kemudian klik “ok”.
- Setelah itu masukan perintah “ping_alamat IP”.
- Amati apa yang terjadi, apabila hasilnya berupa “reply” dari PC lain berarti host tersebut berada dalam satu network. Tetapi apabila hasilnya berupa “request time out” berarti PC lain tersebut tidak berada dalam satu network.
- Ambil Screenshot dari hasil “reply” 5 buah dan dari hasil “request time out” 5 buah.
- Kemudian buat laporannya.
Hasil Pengamatan:
IP dalam satu jaringan (bearda dalam satu network) :
- Host 192.168.100.2/27 melakukan Ping ke Host dengan IP 192.168.100.1/27 Hasilnya sebagai berikut :
- Host 172.32.32.17/28 melakukan Ping ke Host dengan IP 172.32.32.18/28 Hasilnya sebagai berikut :
- Host 192.168.0.2 /26 melakukan Ping ke Host dengan IP 192.168.0.1/26 Hasilnya sebagai berikut :
- Host 111.131.141.130/25 melakukan Ping ke Host dengan IP 111.131.141.129/25 Hasilnya sebagai berikut :
- Host 200.201.220.2/24 melakukan Ping ke Host dengan IP 200.201.220.1/24 Hasilnya sebagai berikut :
Kamis, 07 Oktober 2010
Subneting & Range Address
Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address, mengatasi masalah topologi network dan organisasi, network administrator biasanya melakukan subnetting. Esensi dari subnetting adalah “memindahkan” garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit tambahan pada bagian network. Address satu network menurut struktur baku dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya jika setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur keseluruhan network.
Senin, 04 Oktober 2010
Noise
Masalah-masalah dalam komunikasi data
a) Delay
Selisih waktu pada proses pengiriman dan proses pengriman dapa dipengaruhi oleh jenis media transmisi, jenis
gelombang dan lalulintas data
b) Attenuation
penurunan kekuatan sinyal/Pelemahan sinyal karena energi yang hilang dalam perjalanan. Sebagai contoh adalah meredupnya cahaya pada kabel fiber optik dikarenakan adanya kehilangan energi dalam perjalanannya dengan nilai tingkat penurunan adalah decibels per kilometer (dB/km).Dapat ditanggulangi dengan penggunaan repeater.
c ) Noise ( gangguan )
merupakan sinyal tambahan yang tidak dinginkan. Sehingga bisa menghasilkan sejumlah retransmission data, dan mengakibatkan lambatnya suatu pengiriman (transfer) informasi. Noise dapat dibagi dalam 4 kaegori, yaitu Thermal noise, Intermodulation, Cross talk dan Impuse Noise.
Noise menuruk penyebabnya, ada dua :
White Noise : oleh alam dan lingkungan
Black Noise : oleh kesengajaan manusia
Macam-macam White Noise
* Thermal Noise
Thermal noise ini terdapat di semua media transmisi dan pada semua peralatan komunikasi. Disebabkan oleh panas elektron dalam konduktor (agitasi termal elektron), sehingga tidak dapat dihapus / dilenyapkan. Thermal noise memiliki distribusi energi yang uniform pada spektrum frekuensi dan memiliki distribusi level yang normal (Gaussian).
Thermal noise merupakan faktor penentu batas bawah sensitivitas sistem penerima. Thermal noise tidak terlalu berpengaruh untuk transmiasi voice, tetapi akan sangat berpengaruh pada komunikasi data. Dalam komunikasi data impuls noise dapat membuat cacat sinyal yang diterima,sehingga data atau informasi yang dibawa dapat berubah artinya.
Thermal noise dapat didekati oleh suatu white noise yang memiliki rapat spektral daya yang uniform pada spektrum frekuensi. Semua peralatan dan media transmisi mempunyai saham dalam timbulna thermal noise jika temperaturnya di atas 0o (derajat Kelvin).
Harga thermal noise dalam decibel :
No = k.T
Impulse Noise
Dengan :
No = kerapatan tenaga noise (watt/Hz)
k = konts Boltzman = 1,3803 x 10–23 J/0K
T = temperatur (0K)
Harga thermal noise dalam watt pada bandwidth W Hz adalah :
N = k.T.W
Dan dalam desibel watt :
N = 10 log k + 10 log T + 10 log W
= - 228,6 dBW + 10 log T + 10 log W
Cara untuk mereduksi thermal noise antara lain adalah:
1) Persempit bandwidth
2) Kurangi jumlah resistive element
3) Kurangi temperatur komponen elektron
4) Jauhkan media transmisi dari sumber noise
5) Memberi jacket pada kabel
Minggu, 03 Oktober 2010
MEDIA JARINGAN
Media Jaringan
Kabel jaringan
Jenis kabel yang biasa digunakan untuk membangun jaringan ada 3 yaitu:
- o Coaxial·
- o Twisted Pair·
- o Fiber Optik·
Penjelasan
Kabel Coaxial
Terdiri atas dua kabel yang diselubungi oleh dua tingkat isolasi. Tingkat isolasi pertama adalah yang paling dekat dengan kawat konduktor tembaga. Tingkat pertama ini dilindungi oleh serabut konduktor yang menutup bagian atasnya yang melindungi dari pengaruh elektromagnetik. Sedangkan bagian inti yang digunakan untuk transfer data adalah bagian tengahnya yang selanjutnya ditutup atau dilindungi dengan plastik sebagai pelindung akhir untuk menghindari dari goresan kabel.
Beberapa jenis kabel Coaxial lebih besar dari pada yang lain. Makin besar kabel, makin besar kapasitas datanya, lebih jauh jarak jangkauannya dan tidak begitu sensitif terhadap interferensi listrik.
Kabel coaxial terdiri dari :
sebuah konduktor tembaga·
lapisan pembungkus dengan sebuah “kawat ground”.·
sebuah lapisan paling luar.·
Penggunaan Kabel Coaxial
Kabel ini sering digunakan untuk antena televisi dan transmisi telepon jarak jauh. Konektornya adalah BNC (British Naval Connector). Kabel ini terbagi menjadi 2, yaitu:
- coaxial baseband (kabel 50 ohm) –digunakan untuk transmisi digital.
- coaxial broadband (kabel 75 ohm) –digunakan untuk transmisi analog.
Kabel coaxial terkadang juga digunakan untuk topologi bus, tetapi beberapa produk LAN sudah tidak mendukung koneksi kabel coaxial.
Protokol Ethernet LAN yang dikembangkan menggunakan kabel coaxial:
10Base5 / Kabel “Thicknet” :
adalah sebuah kabel coaxial RG/U-8.·
merupakan kabel “original” Ethernet.·
tidak digunakan lagi untuk LAN modern.·
Beberapa jenis kabel Coaxial lebih besar dari pada yang lain. Makin besar kabel, makin besar kapasitas datanya, lebih jauh jarak jangkauannya dan tidak begitu sensitif terhadap interferensi listrik.
Kabel coaxial terdiri dari :
sebuah konduktor tembaga·
lapisan pembungkus dengan sebuah “kawat ground”.·
sebuah lapisan paling luar.·
Penggunaan Kabel Coaxial
Kabel ini sering digunakan untuk antena televisi dan transmisi telepon jarak jauh. Konektornya adalah BNC (British Naval Connector). Kabel ini terbagi menjadi 2, yaitu:
- coaxial baseband (kabel 50 ohm) –digunakan untuk transmisi digital.
- coaxial broadband (kabel 75 ohm) –digunakan untuk transmisi analog.
Kabel coaxial terkadang juga digunakan untuk topologi bus, tetapi beberapa produk LAN sudah tidak mendukung koneksi kabel coaxial.
Protokol Ethernet LAN yang dikembangkan menggunakan kabel coaxial:
10Base5 / Kabel “Thicknet” :
adalah sebuah kabel coaxial RG/U-8.·
merupakan kabel “original” Ethernet.·
tidak digunakan lagi untuk LAN modern.·
Kabel coaxial terdiri dari beberapa tipe, namun memiliki keseragaman desain. Di bagian tengah terdapat kabel tembaga tunggal yang dilindungi lapisan PVC (polyvinyl chloride). Lapisan tersebut dibungkus kabel serabut yang terbuat dari tembaga atau aluminium. Sebagai penutup kabel coaxial dilapisi jaket karet.
Tipe kabel coaxial secara umum adalah :
RG-59 : 75 ohm, untuk kabel TV
RG-58 : 50 ohm, untuk thin ehernet
RG-11 : 50 ohm, untuk thick ethernet
RG-58 : 50 ohm, untuk thin ehernet
RG-11 : 50 ohm, untuk thick ethernet
Aturan pengguanan thicknet
- o Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm .
- o Maksimum 3 segment dengan peralatan terhubung (attached device) atau berupa populated segments.
- o Sewtiap kartu jaringan memiliki pemancar tambaan (externaltransceiver).
- o Setiap segment maksimal berisi 100 perangkat jaringhan, termsuk repeater.
- o Maksimum panjang kabel persegment adalah 1.640 feet ( sekitar 500 meter).
- o Jarak maksimum antar segment adalah 4.920 feet( sekiutar 1500 meter).
- o Setiap segment harus diberi ground.
- 0 Jarak maksimum antar pencvabang dari kabel utama ke peramngkat adaklah 16 feet (sekitar 5 meter).
- 0 Jarak minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter).
10Base2 / Kabel “Thinnet”:
adalah sebuah kabel coaxial RG/U-58.·
mempunyai diameter yang lebih kecil dari “Thicknet”.·
menggantikan “Thicknet”.·
tidak direkomendasikan lagi, tetapi masih digunakan pada jaringan LAN yang sangat kecil.·
Aturan penggunaan thinnet
- 0 Setiap ujung diberi hambatan sebesar 50 Ohm.
- o Panjang maksimal kabel sekitar 100 feet (185 meter) per segment.
- o Setiap segment maksimum terkoneksi sebanayak 30 perangkat jaringan.
- o Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard.
- o Maksimum ada tiga segment yang terhubung satu sama lain.
- o Setiap segment dilengkapi dengan satu ground.
- o Panjang maksimim antar Tconnentor adalah 1,5 feet 90,5 meter).
- o Panjang maksimum kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
Kelebihan coaxial:
- hampir tidak terpengaruh noise
- harga relatif murah
Kelemahan:
- penggunaannya mudah dibajak
- thick coaxial sulit untuk dipasang pada beberapa jenis ruang
- hampir tidak terpengaruh noise
- harga relatif murah
Kelemahan:
- penggunaannya mudah dibajak
- thick coaxial sulit untuk dipasang pada beberapa jenis ruang
Twisted Pair
Kabel twisted pair terjadi dari dua kabel yang diputar enam kali per-inchi untuk memberikan perlindungan terhadap interferensi listrik ditambah dengan impedensi, atau tahanan listrik yang konsisten. Nama yang umum digunakan untuk kawat ini adalah IBM jenis/kategori 3.
Kelebihan twisted pair:
- harga relatif paling murah di antara kabel jaringan lainnya
- mudah dalam membangun instalasi
Kelemahan:
- jarak jangkau hanya 100 m dan kecepatan transmisi relatif terbatas (1 Gbps)
- mudah terpengaruh noise (gangguan)
Kelemahan kabel STP
-Attenuasi meningkat pada frekuensi tinggi.
-Pada frekuensi tinggi, keseimbangan menurun sehingga tidak dapat mengkompensasi
timbulnya “crosstalk” dan sinyal “noise”.
-Harganya cukup mahal.
- harga relatif paling murah di antara kabel jaringan lainnya
- mudah dalam membangun instalasi
Kelemahan:
- jarak jangkau hanya 100 m dan kecepatan transmisi relatif terbatas (1 Gbps)
- mudah terpengaruh noise (gangguan)
Kelemahan kabel STP
-Attenuasi meningkat pada frekuensi tinggi.
-Pada frekuensi tinggi, keseimbangan menurun sehingga tidak dapat mengkompensasi
timbulnya “crosstalk” dan sinyal “noise”.
-Harganya cukup mahal.
Langganan:
Postingan (Atom)