Rabu, 19 Januari 2011

Router Network

Pengertian Router

Router adalah suatu perangkat yang mengirimkan paket data antar jaringan yang memiliki protokol berbeda. Router sangat
banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router.
Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama
dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil
ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam
beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya.
Router bekerja di lapisan ke-3 OSI layer.

Fungsi Router
  • Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).
  • Mengatur jalur sinyal secara effisien
  • Mengatur Pesan diantara dua buah protocol yang berbeda.

Jenis - Jenis Router
 
Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:
  • static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis yang di setting secara manual oleh para administrator jaringan.
  • dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dab membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.

Komponen Internal router

Router network juga mirip dengan sebuah komputer, dia mempunyai komponen internal yang harusnya anda kenali dan fahami:
  1. ROM: Read only memory yang bersifat non-volatile, sudah diprogram dan tetap walau router dihidupkan atau dimatikan. Isi ROM sudah di program dipabrik dan tidak bisa diedit atau di delete informasi didalamnya. ROM berfungsi utuk menyimpan software IOS operating system dari router dan juga program POST (Power-on Self-Test). Jika router dihidupkan, ia menggunakan IOS image yang disimpan didalamnya untuk keperluan start-up.
  2. Flash: adalah memory yang bersifat non-volatile juga, yang juga bisa permanen walau router dimatikan atau dihidupkan dan lazim disebut sebagai memory yang bersifat EEPROM (Electronic Erasable Programmable Read-Only Memory). Cisco menggunakan Flash memory untuk menyimpan paten program Cisco yang disebut IOS. Dia menyimpan program dimana anda bisa memilih opsi-2 dalam konfigurasi sebuah router. IOS program yang disimpan didalam flash disebut Image. Flash memory bisa menyimpan beberapa image IOS dalam satu flash dan andapun bisa memilih IOS yang mana akan dipakai. IOS image biasa dibackup kedalam server TFTP sebagai backup image.
  3. RAM (Random Access Memory): adalah volatile, yang bersifat menyimpan data sementara saat router hidup. Jika dimatikan maka semua informasi yang ada didalamnya akan terhapus. RAM dipakai untuk menyimpan konfigurasi router saat ini, dan juga untuk keperluan caching, buffering, dan menyimpan routing table.
  4. NVRAM: tidak seperti RAM, Nonvolatile RAM (NVRAM) bersifat non-volatile yang tetap menyimpan isinya jika router dimatikan. NVRAM dipakai untuk menyimpan konfigurasi Startup (startup-config) dan register konfigurasi virtual. Saat dihidupkan, maka yang di load adalah sama dengan data yang disimpan di NVRAM ini. Jika anda mengubah konfigurasi router, maka pastikan untuk menyimpannya dengan command write memory agar bisa tersimpan apa yang telah dikonfigure.

Karakteristik dari router:
  1. Untuk semua tujuan address dimana data akan dikirim, maka address layer 3 akan dipakai (yaitu address jaringan)
  2. Pemilihan jalur selalu optimal
  3. Forwarding paket berdasarkan isian pada table routing. Jalur optimal dapat dipilih dari kemungkinan banyak pilihan.
  4. Router menggunakan protocol routing untuk menkomunikasikan informasi routing dengan roouter lainnya. Untuk jaringan-2 yang berskala besar sangat dianjurkan untuk memakai routing dynamic seperti RIP; EIGRP; OSPF.
  5. Secara default, semua paket broadcast akan di blok, seperti packet broadcast dari DHCP server.
  6. Harus menggunakan kedua address layer 2 (MAC) dan juga address layer 3.
  7. Security dan pengendalian dapat diimplementasikan pada layer 3 dengan menggunakan extended access-list.

Sebuah router bagusnya bisa dimounted pada rack (rack mounted) didalam lokasi yang aman dari segala macam masalah lingkungan. Dengan penggunaan packet filter, router bisa digunakan untuk memfilter packet yang tidak diinginkan. Dengan extended access lists router bisa digunakan untuk memfilter berdasarkan IP address dan juga protocol dan jenis layanan.

Network Router Diagram
Karena router network digunakan untuk menentukan arah atau jalur maka router memerlukan konfigurasi protocol routing dinamis. Protocol routing seperti RIP; IS-IS; OSPF; EIGRP; dan BGP dapat digunakan untuk bertukar informasi topology routing secara automatic. Static dan Default route dapat juga digunakan untuk lingkungan yang sederhana untuk menjamin interkoneksi.
OSPF bisa menjadi protocol IP routing yang digunakan pada backbone WAN corporate untuk menghungungkan masing-2 remote site / business units. Switches layer 3 dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja inter-VLAN berdasarkan kecepatan routing.
Pemilihan router untuk infrastrucktur WAN anda haruslah memenuhi persyaratan standard berkut:
  1. Mendukung IP routing
  2. Seharusnya modular dan rack-mounted (hanya opsional)
  3. Mendukung protocol routing OSPF untuk koneksi ke jaringan core global corporate WAN anda
  4. Mendukung jenis koneksi WAN jika memang diperlukan seperti frame relay; jaringan ISDN; analog PSTN dan ATM.
  5. Mendukung paket filter (extended access-list)
  6. Untuk Cisco haruslah dengan IOS 12.1 keatas
  7. Mendukung interface command line, telnet dan manajemen SNMP v2
  8. Mendukung IP multicasting (CGMP, IGP dan PIM)
Fungsional internetwork dipengaruhi dengan kuat oleh performa dan opsi konfigurasi yang diberikan oleh layanan router yang dipasang dan juga layanan interkoneksi WAN. Layanan seperti QoS (Quality of Services), IP multicast dan extended access-list, bisa jadi tidak tersedia pada router low-end, sehingga layanan seperti VoIP dan kolaborasi interaktif menjadi tidak mungkin.

Tipe-tipe Router:

  • Internal Router

Router yang digolongkan sebagai internal router adalah router-router yang berada dalam satu area yang sama. Router-router dalam area yang sama akan menanggap router lain yang ada dalam area tersebut adalah internal router. Internal router tidak memiliki koneksi-koneksi dengan area lain, sehingga fungsinya hanya memberikan dan menerima informasi dari dan ke dalam area tersebut. Tugas internal router adalah me-maintain database topologi dan routing table yang akurat untuk setiap subnet yang ada dalam areanya. Router jenis ini melakukan flooding LSA informasi yang dimilikinya ini hanya kepada router lain yang dianggapnya sebagai internal router
.
  • Backbone Router


Salah satu peraturan yang diterapkan dalam routing protokol OSPF adalah setiap area yang ada dalam jaringan OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap sebagai backbone area. Backbone area biasanya ditandai dengan penomoran 0.0.0.0 atau sering disebut dengan istilah Area 0. Router-router yang sepenuhnya berada di dalam Area 0 ini dinamai dengan istilah backbone router. Backbone router memiliki semua informasi topologi dan routing yang ada dalam jaringan OSPF tersebut.

  • Area Border Router (ABR)

Sesuai dengan istilah yang ada di dalam namanya “Border”, router yang tergolong dalam jenis ini adalah router yang bertindak sebagai penghubung atau perbatasan. Yang dihubungkan oleh router jenis ini adalah area-area yang ada dalam jaringan OSPF. Namun karena adanya konsep backbone area dalam OSPF, maka tugas ABR hanyalah melakukan penyatuan antara Area 0 dengan area-area lainnya. Jadi di dalam sebuah router ABR terdapat koneksi ke dua area berbeda, satu koneksi ke area 0 dan satu lagi ke area lain. Router ABR menyimpan dan menjaga informasi setiap area yang terkoneksi dengannya. Tugasnya juga adalah menyebarkan informasi tersebut ke masing-masing areanya. Namun, penyebaran informasi ini dilakukan dengan menggunakan LSA khusus yang isinya adalah summarization dari setiap segment IP yang ada dalam jaringan tersebut. Dengan adanya summary update ini, maka proses pertukaran informasi routing ini tidak terlalu memakan banyak resource processing dari router dan juga tidak memakan banyak bandwidth hanya untuk update ini.
  • Autonomous System Boundary Router (ASBR)

Sekelompok router yang membentuk jaringan yang masih berada dalam satu hak administrasi, satu kepemilikan, satu kepentingan, dan dikonfigurasi menggunakan policy yang sama, dalam dunia jaringan komunikasi data sering disebut dengan istilah Autonomous System (AS). Biasanya dalam satu AS, router-router di dalamnya dapat bebas berkomunikasi dan memberikan informasi. Umumnya, routing protocol yang digunakan untuk bertukar informasi routing adalah sama pada semua router di dalamnya. Jika menggunakan OSPF, maka semuanya tentu juga menggunakan OSPF.

Namun, ada kasus-kasus di mana sebuah segmen jaringan tidak memungkinkan untuk menggunakan OSPF sebagai routing protokolnya. Misalkan kemampuan router yang tidak memadai, atau kekurangan sumber daya manusia yang paham akan OSPF, dan banyak lagi. Oleh sebab itu, untuk segmen ini digunakanlah routing protocol IGP (Interior Gateway Protocol) lain seperti misalnya RIP. Karena menggunakan routing protocol lain, maka oleh jaringan OSPF segmen jaringan ini dianggap sebagai AS lain.

Untuk melayani kepentingan ini, OSPF sudah menyiapkan satu tipe router yang memiliki kemampuan ini. OSPF mengategorikan router yang menjalankan dua routing protokol di dalamnya, yaitu OSPF dengan routing protokol IGP lainnya seperti misalnya RIP, IGRP, EIGRP, dan IS-IS, kemudian keduanya dapat saling bertukar informasi routing, disebut sebagai Autonomous System Border Router (ASBR).

Router ASBR dapat diletakkan di mana saja dalam jaringan, namun yang pasti router tersebut haruslah menjadi anggota dari Area 0-nya OSPF. Hal ini dikarenakan data yang meninggalkan jaringan OSPF juga dianggap sebagai meninggalkan sebuah area. Karena adanya peraturan OSPF yang mengharuskan setiap area terkoneksi ke backbone area, maka ASBR harus diletakkan di dalam backbone area.


Sumber            : http://www.sysneta.com
                        : http://www.scribd.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar